
//=$berita['post_title']?>
Gubernur Ingin Kaltara Punya Penggilingan Padi
SIDENRENG RAPPANG-Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Zainal A. Paliwang menegaskan Pemerintah Provinsi (Pemprov) berkomitmen meningkatkan ketahanan pangan serta memastikan kesejahteraan petani.
Pernyataan tersebut disampaikan Gubernur Zainal usai melihat langsung proses penggilingan padi Cahaya 9 di Lawowi Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, Sabtu (20/3).
Dalam kunjungannya itu, Gubernur Zainal melihat langsung proses penggilingan padi mulai dari gabah hingga menjadi butiran beras. Melihat hal tersebut, Gubernur Zainal berkeinginan agar di Kaltara juga memiliki penggilingan padi sendiri.
Dijelaskan Gubernur Zainal, alasan memilih Sidrap karena menjadi salah satu lumbung pangan nasional, penghasil beras terbesar di Indonesia. “Hasil dari penggilingan padi Cahaya 9 melalui CV. Sinar Sulawesi ini di impor hampir di seluruh daerah di Indonesia. Bahkan dia mempunyai cabang di Kalimantan,” kata Gubernur Zainal.
Dari kunjungan tersebut, pria kelahiran Makassar ini berharap Kaltara memiliki industri pangan sendiri. “Saya berharap di Kaltara bisa dilakukan penggilingan padi sendiri untuk memenuhi ketersediaan pangan lokal. Jadi tidak lagi tergantung dengan beras dari luar Kaltara,” ujarnya.
Apabila wacana itu bisa terealisasi, Gubernur Zainal opitimis harga-harga kebutuhan pokok di Kaltara dapat stabil dan lebih terjangkau. “Petani pun sejahtera,” cetusnya.
Sementara itu, pemilik penggilingan padi Cahaya 9, Jambul menuturkan, apa yang menjadi keinginan Gubernur Kaltara sebenarnya dapat diakomodir dengan baik, asalkan dari pihak Pemprov Kaltara dapat melaksanakannya dengan serius.
“Jika memang diminta, kita siap memfasiliasi Pemprov Kaltara agar memiliki penggilingan padi sendiri,” tuturnya.
Jambul menjelaskan, penggilingan padi miliknya mampu menghasilkan beras sebanyak 5 ton setiap jamnya. Dengan banyaknya produksi padi di Kaltara, sudah seharusnya Kaltara memiliki penggilingan tersendiri.
“Sebenarnya Cahaya 9 ini sudah menjadi mitra dari Bulog yang ada di Kaltim dan Kaltara, kan kalau Kaltara punya (penggilingan) bisa mengakomodir di daerah lainnya,” jelasnya.
Untuk mekanisme kerjanya nanti, lanjut Jambul, pengelola dapat melakukan sistem ‘jemput bola’. Di mana setiap daerah di Kaltara yang melakukan panen padi bisa langsung diambil atau diterima untuk dilakukan penggilingan padi menjadi beras.
“Apalagi setahu saya Kaltara itu punya produk beras unggulan Beras Krayan, kalau itu bisa dikembangkan tentu dapat meningkatkan petani di Kaltara,” bebernya.(mil/sur)